Labuha, nalarsatu.com – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Halmahera Selatan mengalami perlambatan signifikan pada 2024. Berdasarkan data terbaru, laju pertumbuhan ekonomi daerah ini hanya mencapai 23,95%, turun dari 27,82% pada tahun sebelumnya. Penurunan sebesar 3,87% ini menunjukkan adanya tekanan serius terhadap perekonomian lokal.
“Itu artinya, pertumbuhan ekonomi Halmahera Selatan di tahun 2024 mengalami kontraksi 3,87 persen,” kata anggota Fraksi Golkar DPRD Halmahera Selatan, Rustam Ode Nuru, dalam pernyataan tertulis, Jumat (14/3/2025).
Meski secara nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat dari Rp17,723,37 miliar pada 2023 menjadi Rp21,047,79 miliar pada 2024, perlambatan pertumbuhan ini mengindikasikan tantangan struktural dalam perekonomian daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sektor Andalan Melambat, Hanya Tambang dan Konstruksi Bertahan
Sejumlah sektor utama yang selama ini menjadi pilar PDRB mengalami perlambatan. Sektor pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan, administrasi pemerintahan, transportasi, serta informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hanya sektor pertambangan dan konstruksi yang tetap menjadi penopang utama perekonomian Halmahera Selatan.
Desakan Fraksi Golkar: Genjot PAD dan Ekonomi Kreatif
Merespons kondisi ini, Fraksi Golkar DPRD Halmahera Selatan Rustam mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret. Mereka menilai Pemda harus lebih progresif dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Pemda harus inovatif dalam ekspansi ekonomi, memberi dukungan nyata bagi pelaku ekonomi kreatif, serta memastikan peningkatan PAD. Jika tidak, kemandirian fiskal daerah akan semakin sulit dicapai,” tegas Rustam.
Ia menekankan bahwa tanpa kebijakan strategis yang berpihak pada ekonomi lokal, Halmahera Selatan berisiko mengalami stagnasi, yang berpotensi berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Rustam juga mengingatkan agar Pemda tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan, melainkan mulai mendorong diversifikasi ekonomi guna memastikan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. (*)